Rabu, 15 Februari 2012

daftar pustaka

nanda.unja. 2011. jenis-metode-pemisahan-campuran. nursholehblogspot.com.
14 Februari 2011

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum yang telah dipraktikan yaitu dalam pemisahan dan pemurnian sangat tergantung pada zat yang pelaut dan zat terlarut. Jika berbeda pelarut dan terlarutnya maka cara pengerjaannya berbeda hasilnya pun berbeda.
Kesimpulan dari stoikimetri yaitu dari percobaan ini bahwa campuran larutan bervariasi namun, sebelum dicampurkan sudah dihitung masing-masing. Pada percobaan NaOH dan HCl didapat titik minimumnya . ( 5 , 7,5 ) Titik minimum ( 1 , 3 ). Pada percobaan CuSO4 dengan NaOH didapat t titik maksimum stoikiometri (6 , 4,5) dan titik minimumnya ( 5 , 3,5).
Kesimpulan dari praktikum kromatografi ini adalah yakni semakin jauh jarak noda dari titik maka jarak semakin mudah diamati.
Jadi kesimpulan pada praktikum ini yaitu memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. konsentrasi HCl terhadap laju reaksi antara pita Magnesium dan HCl. Orde reaksi. Orde reaksi menentukan seberapa besar konsentrasi reaktan berpengaruh pada kecepatan reaksi. Temperatur. Temperature berhubungan dengan energi kinetic yang dimiliki molekul-molekul reaktan dalam kecenderungannya bertumbukan. Kenaikan suhu umumnya menyediakan energi yang cukup bagi molekul reaktan untuk meningkatkan tumbukan antar molekul. Akan tetapi tidak semua reaksi dipengaruhi oleh temperature, terdapat reaksi yang independent terhadap temperature yaitu reaksi akan berjalan melambat saat temperature di naikkan seperti reaksi yang melibatkan radikal bebas. Pelarut. Banyak reaksi yang terjadi dalam larutan dan melibatkan pelarut. Sifat pelarut baik terhadap reaktan, hasil intermediate, dan produknya mempengaruhi laju reaksi. Seperti sifat solvasi pelarut terhadap ion dalam pelarut dan kekuatan interaksi ion dan pelarut dalam pembentukan counter ion. Katalis. Adanya katalis dalam suatu sitem reaksi akan meningkatkan kecepatan reaksi disebabkan katalis menurunkan energi aktifasi. Dengan penurunan energi aktifasi ini maka energi minimum yang dibutuhkan untuk terjadinya tumbukkan semakin berkurang sehingga mempercepat terjadinya reaksi. Pengadukan. Proses pengadukan mempengaruhi kecepatan reaksi yang melibatkan sistem heterogen. Seperti reaksi yang melibatkan dua fasa yaitu fasa padatan dan fasa cair seperti melarutkan serbuk besi dalam larutan HCl, dengan pengadukan maka reaksi akan cepat berjalan.
Kesimpulan dari praktikum titrasi oksidasi reduksi adalah untuk dapat menentukan sejumlah unsur atau zat organik.

Saran


Dalam praktikum ini hendaknya harus berhati-hati dalam meneliti dan menggunakan sarung tangan dan masker. Serta setiap kelompok harus didampingi oleh satu orang asdos.

hasil dan pembahasan Titrasi Oksidasi Reduksi

Titrasi Oksidasi Reduksi



Titrasi oksidasi reduksi (redoks), merupakan bagian terbesar dari analisis volumetri karena metoda ini dapat digunakan untuk sejumlah besar unsur. Selain dari pada itu metoda ini digunakan juga untuk menentukan sejumlah zat organik.
Titik akhir titrasi ditentukan dengan berbagai macam indikator visual dengan cara elektrometri. Kalium permanganat merupakan oksidator yang sering digunakan dalam analisis ini. Pereaksi ini mudah diperoleh, tidak mahal dan tidak perlu menggunakan indikator. Akan tetapi larutan permanganat tidak stabil karena mudah terurai.penggunaan KMnO4 dapat dipercepat oleh adanya energi panas, cahaya, asam, basa, ion Mn2+ dan MnO2.
Pada percobaan ini, setelah melakukan pengukuran asam oksalat standar kedalam labu elenmenyer dan menambahkan air juga H2SO4 sebanyak 2M, kemudian larutan tersebut dipanaskan dengan menggunakan pembakar sehingga larutan tersebut mendidih. Setelah mendidih kemudian dititrasi dengan menggunakan KMnO4.
Saat dititrasi terjadi perubahan warna pada larutan tersebut, pada awal titrasi warna yang terdapat pada larutan KMnO4 tidak segera hilang. Pada awal titrasi dilakukan di batas 48 dan akhir titrasi pada 53, sehingga percobaan ini membutuhkan sebanyak 5ml KMnO4.

hasil dan pembahasan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Reaksi antara natrium tiosulfat dan asam klorida
Labu Waktu
A 12,54 detik
B 21,17 detik
C 32,44 detik
Semakin banyak pecampuran air maka laju reaksi pun semakin lama. Hal ini sesuai dengan Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besar konsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.(Anis Dyah R dan Waljinah: 2009)
Hasil reaksi antara kaliumiodida dan merkuri klorida yaiut setelah diaduk warna berubah dari pputih menjadi orange muda. Setelah ditetesi air warna berubah menjadi warna berubah menjadi berwarna orange tua. Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi
Hasil reaksi antarakalium permanganat dan asam okasalat

Tabung Waktu
1 40,33 detik
2 10 detik
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil. (Sudisono S dkk:2007)

hasil dan pembahasan Kromatografi

Kromatografi


Kromatografi
Warna Warna noda jarak noda / jarak air
Biru biru muda 4/6.5 = 0,615
Hitam abu-abu 1.5/7.5= 0,2
Merah Merah muda 0,7/7.5= 0,093
Pada saat kertas dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air terjadilah adsorbsi air sehingga zat warna pada tinta ikut merambat naik juga. Hal ini sesuai dengan pandapat Yoshito Takeuchi (2009): Kromatografi kertas adalah salah satu pengembangan dari akromatogradi partisi yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fasa diam. Sebagai fasa diam adalah air yangteradsorbsi pada ketas dansebgai larutan pengembang biasanya pelarut oraganik yang telah dijenuhkan.
Dalam percobaan ini metode ascending, dimana pelarutm maupun komponen akan eradsorbsi dan bergerak ke atas dengan gaya kapiler pada kertas kromatografi, berlawanan dengan gaya gravitasi hingga 3/4 bagian dari panjang kertas kromatografi tersebut. Dari hasil percobaan didapatkan jarak gerak pelarut atau larutan pengembang yaitu sebesar 0,615, 0,2, 0,093.

hasil dan pembahasan Stoikiometri

Stoikiometri

Stoikimetri CuSO4- NaOH
NaOH mL CuSO4 mL TM TA ∆T
8 5 27º C 31º C 4º C
7 6 27º C 31º C 4º C
6 7 27,5º c 32º C 4,5º C
5 8 27,5º c 31º C 3,5º C





Stoikometri Asam Basa

NaOH mL HCl mL TM TA ∆T
1 5 27°C 30°C 3°C
2 4 27°C 32°C 4°C
3 3 27°C 33°C 5°C
4 2 27°C 31°C 4°C
5 1 26,5°C 34°C 7,5°C




Berdasarkan hasil diatas, perubahan yang menjadi faktor utama adalah perubahan suhu yang digunakan untuk menentukan stoikiometri dari larutan tersebut.
Data yang didapatkan, dibuat dalam bentuk grafik hubungan antara perubahan temperatur dengan mmol CuSO4/mmol NaOH atau perubahan suhu dengan mmol NaOH/mmol HCl. Dari grafik tersebut dapat dilihat adanya perubahan konsentrasi dan jumlah dari suatu larutan bisa mempengaruhi perubahan temperatur suatu larutan. Sehingga dapat diketahui pada suhu dan mmol berapa yang menjadi titik minimum dan maksimum stoikiometri.
Titik maksimum adalah titik maksimal yang dicapai pada angka yang dihasilkan dari suatu larutan dengan perbandingan suhu dan kuantitas molar pereaksinya sedangkan titik minimum adalah titik terendah yang dicapai pada angka yang dihasilkan dalam tabel.
Terlihat dalam grafik sumbu x yaitu volume kedua larutan yang dipakai sedangkan sumbu y yaitu selisih antara Takhir dikurangi Tmula.
Grafik 1. Sistem CuSO4 + NaOH. Berdasarkan data dari grafik diatas maka:
Titik maksimum (6 , 4,5) dan titik minimum ( 5 , 3,5). Grafik 2. Sistem NaOH +
HCl. Berdasarkan data dari grafik diatas maka: Titik maksimum ( 5 , 7,5 ) Titik minimum ( 1 , 3 ).
Dalam percobaan pertama dapat dituliskan persamaan reaksi :
CuSO4 + NaOH → Ca(OH)2 + NaSO4 dan pada reaksi tersebut menghasilkan karena merupakan reaksi pengendapan dan Cu tidak bercampur dengan SO4, pada percobaan kedua dapat dituliskan persamaan reaksi : NaOH + HCl → NaCl + H2O
Stoikiometri dapat diaplikasikan dalam bidang pangan dalam pembuatan tape dan menentukan kadar kalori, vitamin, lemak, mineral dengan perhitungan suhu stoikiometri.

hasil dan pembahasan Pemisahan dan Pemurnian

Hasil dan Pembahasan


Pemisahan dan Pemurnian

Pada percobaan pertama yaitu pada pasir dicampurkan dengan air pada saat diaduk akan berhomogen namun ketika diendapkan pasir akan mengaendap kebawah dan air tetap jernih. Kemudian larutan ditumpahkan. Pemisahan ini disebut dekantasi. Hal ini sesuai dangan pendapat Wong (2011) yang mengatakan dekantasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur (suspensi).
Percobaan kedua yaitu mengamati larutan bubuk kapur didalam larutan. Awalnya larutan bercampur homogen namun ketika disaring tertinggallah ampas bubuk kapur atau yang disebut residu pada kertas saring, dan air jernih kembali. Ini disebut dengan penyaringan atau filtrasi. Hal ini juga sesuai dengan peengertian penyaringan. Hal ini sesuai dengan pendapat Susilo Tri A (2011) bahwa filtrasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan menggunakan filter (penyaring). Hasil filtrasi disebut filtrat sedangkan sisa filtrasi disebut residu atau ampas. Filtrasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang tidak saling larut.
Percobaan ketiga yakni garam yang dimasukkan kedalam air dan diaduk hingga homogen, kemudian diuapkan. Setelah beberapa menit terlihat kristal-kttistal putih dipinggir cawan penguap. Ini disebut demgan kristalisasi. Ini sesuai dengan pendapat Kednan (1991), kristalisai dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut. Pada kristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkuran ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan terlebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan. Melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komposisi larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
Percobaan keempat yaitu mengamati garam CuSO4.5H2O yang diuapkan di atas pembakar. Dalam penguapan tersebut terdapat kristal-kristal berwarna biru di pinggir cawan penguap. Ini disebut kristalisaasi. Ini sesuai dengan pendapat Kednan (1991), kristalisai dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut. Pada kristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkuran ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan terlebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan. Melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komposisi larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal
Percobaan kelima adalah mengamati air saringan dan air cucian disatukan kemudian diuapkan di atas pembakar. Hasilnya adalah air menggumpal seperti butter. Destilasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen campuran tersebut melalui pemanansan/pendidihan campuran. Destilasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat cair yang berbeda titik didihnya. (Michael Purba:2006)
Percobaan keenam, pada saat yod yang sudah dikotori dwngan pasir tadi dpanaskan dalam cawan penguap yang kemudian ditutup dengan kaca erloji. Maka terbentuklah kzat padat pada kaca erloci dengan bentuk tidak beraturan. Setelah didinginkan terbentuk kristal-kristal ungu. Hal ini sesuai dengan pernyatan stanley (2006)., sublimasi adalah perubahan zat dari wujud zat padat ke gas.

Materi dan Metoda

Materi dan Metoda


Waktu dan Tempat

Adapun praktikum kimia dasar ini dilakukn setiap hari Senin pukul 08.00-10.00, di lakukan di laboratorium yang terletak di gedung MIPA Universitas Jambi.


Materi

Adapun alat yang perlu disiapkan pada praktikum pemisahan dan pemurnian adalah gelas kimia yang berukuran 50ml dan 250 ml, corong, cawan penguap,gelas ukur 50ml, pembakar, kaca erloji, dan kertas saring. Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu CuSO4.5H2O, garam dapur, yod, kapur tulis, dan pasir.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum stoikiometri yaitu gelas kimia, kertas, penggaris, pensil, tinta warna biu, hitam, merah,lidi dan air. Sedangkan pada praktikum stoikiometri adalah gelas piala, termometer, larutan CuSO4, NaOH, HCl.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kromatografi yaitu gelas kimia, kertas, penggaris, pensil, tinta warna biu, hitam, merah,lidi dan air.
Alat dan zat yang diperlukan pada praktikum laju reaksi seperti labu 250 mL 4 buah, tabung ukur 100 mL, larutan natrim tiosulfat 1M, larutan asam klorida, batang gelas, gelas kimia 100mL, mortir, kalim iodida, merkuri klorida, pipet tetes 3 buah, gelas kimia 150 mL, tabung ukur 25 mL, tabung raksi kecil, penjepit tabung reaksi, rak tabung reaksi, stopwatch, larutan asamoksalat 0,05M, larutan Kaliu, permangant 0,01M dan larutan asam sulfat 0,5M.
Alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum titrasi oksidasi reduksi adalah pipet 25ml, buret 50ml, labu titrasi 250ml, labu takar, larutan asam oksalat, larutan KMnO4, dan pembakar.
12

Metoda

Percobaan pertama pada praktikum pemisahan dan pemurnian, masukkan kurang lebih 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia yang berisi air, kemudian diaduk. Biarkan pasir mengendap. Kemudian tuangkan larutan bagian atas. Percobaan kedua, masukkan bubuk kapur tulis ke dalam gelas kimia, kemudian diaduk. Siapkan corong dan kertas saring, lalu lakukan penyaringan. Percobaan ketiga, larutkan garam dapur dalam gelas kimia yang berisi air, kemudian larutan garam ini disaring dengan mmenggunakan kertas saring. Uapkan garam yang telah diisaring ini dalam cawan penguap. Percobaan keempat, larutkan 10 gram CuSO4.5H2O ke dalam 50 ml air. Lalu uapkan larutan ini di atassmpembakar sehingga volume menjadi 20 ml, kemudian didnginkan. Perhatikan kristal yang terjadi. Percobaan kelima, campurkan satu sendok pasir dan satu sendok garam dapur, sampai homogen. Masukkan kedalam gelas kimia, panaskan campuran ini kemudian saring. Zat padat yang tertinggal di corong cuci dua sampai tiga kali denga 5 ml air. Air saringan dan air cucian disatukan, kemudian uapkan di aas pembakar dalam cawan penguapan. Jika airnya sudah hampir habis, hendaknya disishkan sebentar dan biarkan air menguap sendiri. Percobaan keenam, masukkan 2 gram yod yang kotor dikoori dengan pasir atau natrium karbonat ke dalam cawan penguapan. Tutup cawan dengan kaca erloji. Sesudah didinginkan kumpulkan kristal-kristal tersebut. Perhatikan bentuk kristal yang terbentuk.
Metoda pada stoikiometri sistem CuSO4 – NaOH yaitu gunakan larutan CuSO4 1 M dan NaOH 2 M. Masukkan 8 mL NaOH ke dalam gelas kimia atau gelas plaastik dan cata temperaturnya. Sementara diaduk, tambahkan 5 mL larutan CuSO4 yang diketahui temperatur awalnya dan amati temperatur dari campuran. (hal yang perlu dicatat temperatur larutan CuSO4 harus diatur agar sama dengan temperatur larutan alkali dalam gelas kimia ssebelum pencampuran). Kemudian ulangi percobaan menggunakan 6 mL NaOH dan & mL CuSO4, 5 mL NaOH dan 8 mL CuSO4, dan terakhrir 7 mL NaOH dan 6 mL CuSO4.

13
Metoda stoikiometri asam-basa yatu ke dalam 5 buah gelas piala masukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4 dan 5 mL larutan NaOH, dan ke dalam 5 buah gelas piala lainnya masukkan berturut-turut 1, 2, 3, 4 dan 5 mL larutan HCl. Temperatur dari tiap-tiap macam larutan diukur dicata. Kemudian ambil harga rata-ratanya (ini adalah temperatur mulam-mula TM). Setelah itu kedua macam larutan inidicampurkan sedemikian rupa, sehingga volume campuran larutan asam dan basa ini selalu tetap yaitu 6 mL. Perubahan temperatur yang terjadi selama campuran ini diamati dan dicata sebagai temperatur akhir. Dengan demikian diperoleh harga ∆T untuk setiap kalli pencampuran larutan asamm basa. Selanjutnya, buatlah grafik antara ∆T sumbu y dan volume sumbu x.
Adapun metoda praktikum kromatogafi yaitu buatlah garis dengan pensil 1 cm dari ujunag bawah kertas kromatografi. Buat titik dengan tinta hitam ditengah garis. Buat titk dengan tinta lain di sebelah kiri dan kana dengan jarak 2 cm, biarkan mengering. Kemudian gulung kertas hingga membentuk silinder. Tempetkan kertas dalam gelas kimia yang baerisi air setinggi 1 cm, sehingga ujunag kertas tercelup dalam air (jaga sehinga titik tinta tidak sampai tercelup/ terendam air). Biarkan aiir merambat kebagian atas kertas, zat warna dalam tinta akan ikut merambat naik. Jika air sudah merambat mendekati ujung atas kertas, keluarkan kertas dan beri tanda batas rambatan air. Perhatikan noda-noda zat warna dalam tinta. Biarkan kertas mengering. Ukur jarak batas air dan jarak tiap noda zat warna dari garis pensil pada ujung bawah kertas. Hitung harga perbandingan kedua jarak.
Cara pengerjaan reaksi antara natrium tiosulfat dan asam klorida pada praktikum faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu tuangkan kedalam masing-masing labu yang ditandai A,B,C 25 mL natrium tiosulfat 1M. Kemudian kedalam B dan C tambahkan berturut-turut 25mL dan 50 mL air dan guncangkan labu-labu itu, agar terjadi pencampuran yang sempurna. Lalu pada labu Abubuhkan 25 mL asam klorida5M dan kkcok labu tersebut jalankan stopwatch tepat pada saat larutan larutan asam klorida dituangkan dan hentikan stopwatch tepat pada saat kekeruhan timbul. Lakukan hal yang sama pada larutan B dan C.

14
Terakhir bandingkan kecepatan pembebasanbelerang itu dan terangkan hasil-haasil yang terxapai, catat semua hasil percobaan pada lembaran pengamatan. Cara pengerjaan reaksi antara kalium iodida dan merkuri klorida yaitu taruh kira-kira 2 gram masing-masing dari kalium iodida dan merkuri klorida dalam gelas kimia dan amati perubahan yang terjadi. Aduk campuran itu dengan batang gelas, mula-mula secara paearlahan lalu dengan cepat, dan akhirnya tambahkan air 1 mL. Catat semua pengamatan pada lembaran pengamatan. Reaksi ketiga adalah reaksi antara kalium permanganat dan asam oksalat yaitu encerkan 50 tetes larutan asam okksalat dengan air hingga menjadi 25 mL (larutan A). Lakukan hal yang sama dengan larutan kalium permangant (larutan B). Selanjutnya dalam satu tabung reaksi kecil bubhkan pada 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan asam sulfat 0,5 M dan 1 tetes larutan B. Jalankan stopwatch ketika tetes terakhir ini ditambahkan.. ukur waktu yang diperlukan agar warna larutan hilang. Kemudian panaskan tabung reaksi yang mengandung 2 tetes larutan A dan tetes larutan asam sulfat 0,5 M dalam air mendidih selama 10 setik. Kemudian tambahkan 1 tetes larutan B, dan catat waktu yang diperlukan agar warna kalium permanganat itu hilang.
Pada praktikum titrasi oksidasi dan reduksi, cara pengerjaannya adalah ukur 5ml larutan asam oksalat standar ke dalam labu elenmeyer, tambahkan 30ml air dan tambahkan 6ml H2SO4 2M, panaskan sampai hampir mendidih (± 700C), titrasi dengan larutan KMnO4 sehingga terjadi perubahan warna. (perhatikan: pada awal titrasi warna KMnO4 tidak segera hilang)










15

Tinjauan Pustaka Tritasi Oksidasi Reduksi

Tritasi Oksidasi Reduksi

Semula istilah “oksidasi” diterapkan pada reaksi suatu senyawa yang bergabung dengan oksigen, dan istilah “reduksi” digunakan untuk menggambarkan reaksi dimana oksigen diambil dari suatu senyawa. Suatu reaksi redoks dapat terjadi apabila suatu pengoksidasian bercampur dengan zat yang dapat tereduksi. Dari percobaan masing-masing dapat ditentukan pereaksi dan hasil reaksi serta koefisiennya masing-masing (Syukri, 2001).
Reduksi oksidasi adalah proses perpindahan electron dari suatu oksidator ke reduktor. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan electron atau reaksi terjadinya penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah pelepasan electron atau reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi. Jadi, reaksi redoks adalah reaksi penerimaan electron dan pelepasan electron atau reaksi penurunan da kenaikan bilangan oksidasi. Reaksi redoks secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:
Ared + Boks Aoks + Bred
Jika suatu logam dimasukan ke dalam larutan yang mengadung ion logam lain, ada kemungkinan terjadi reaksi redoks, misalnya
Ni(s) + Cu2+(I) Ni2+ + Cu(s)
Artinya logam Ni2+ dioksidasi menjadi Cu2+ direduksi menjadi logam Cu. Demikian pula peristiwa redoks tersebut terjadi pada logam lain seperti besi, sepotong besi yang tertutup lapisan air yang mengandung oksigen akan mengalami korosi (Arsyad, 2001).
Dalam kehidupan sehari-hari korosi dikenal dengan besi berkarat yaitu terbentuk senyawa Fe2 O3 H2O, dalam berbagai industry dibutuhkan cukup besar dana untukmengatasi kerugian yang disebabkan oleh korosi. Proses korosi pada awalnya merupakan proses elektrolisis yaitu reaksi antara logam dengan zat lain yang menyentuh permukaan sehingga membentuk oksida logam.



10
Besi bertindak sebagai anoda, permukaan logam dioksidasi dengan reaksi berikut:
Fe Fe2+ + 2e-
Dan reaksi yang terjadi pada karbon sebagai katoda yaitu:
½ O2 + H2O + 2e- 2OH-
Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi, salah satunya dengan menutup permukaan logam dengan zat lain agar tidak terjadi kontak langsung dengan lingkungan, seperti member cat, mengoleskan oli, atau dengan cara melapisi logam dengan logam lain yang lebih mudah teroksidasi, misalnya magnesium(Mg). Elektron yang dibutuhkan oleh oksigen diambil dari magnesium bukan dari logam yang dilindungi. Suatu proses reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara spontan mereupakan pengertian lain dari redoks. Dalam artian, selama berlangsungnya oksidasi, oksidatornya sendiri akan tereduksi pula. Begitu pula juga sebaliknya. Dengan demikian suatu proses oksidasi selalu disertai dengan proses reduksi dan sebaliknya. Redoks kadang-kadang juga sebagai perubahan kimia yang didalamnya terdapat peralihan electron dari suatu proses atom atau molekul atau ion-ion lain. Dalam proses-proses elektrokimia dalam sel-sel oksidasi (pada anoda) dan reduksi (pada katoda) juga terjadi. System ini pun acap kali dikenal sebagai system redoks (Vogel, 2004).
Larutan iodium dengan konsentrasi tertentu dan jumlah berlebih ditambahkan ke dalam sampel sehingga terjadi reaksi antara sampel dengan iodium. Selanjutnya sisa iodium yang berlebihan dihitung dengan cara mentitrasinya dengan larutan standar yang berfungsi sebagai reduktor (Karyadi, 2002).
Keuntungan kalium dikromat adalah tidak mahal, sangat labil dalam larutan, dan dapat diperoleh dalam bentuk cukup murni untuk pembuatan larutan standar dengan menimbang langsung. Sering digunakan sebagai larutan standar primer untuk larutan natrium thiosulfat (Irfan, 2006).
Penggunaan pelarut air yang masih mengandung CO2 yang dapat bebas, meskipun penguraiannya sangat lamban. Disamping hal tersebut, terjadinya penguraian juga disebabkan karena keaktifan bakteri Thiobacillus Thioparus (Arsyad, 2001).

Tinjauan Pustaka Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Laju reaksi adalaha besarnya perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi persatuan waktu. Secara matematika, laju reaksi dapat dijelaskan sebagai bearikut: mA + nB pC + qD . (Sandri J, Muchtaridi: 2009)
Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satua waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.( gek_ra:2009)
Untuk sistem homogen, laju reaksi umum dinyatakan sebagai laju penguragan konsentrasi molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi molar produk untuk satu satuan waktu, sebagai berikut:




7

Jika diketahui satuan dari konsentrasi molar adalah mol/L. Maka satuan dari laju reaksi adalah mol/L.det atau M/det.
Laju rerata adalah rerata laju untuk selang waktu tertentu. Perbedaan antara laju rerata dengan laju sesaat dapat diandaikan dengan laju kendaraan. Misalnya suatu kendaraan menempuh jarak 300 km dalam 5 jam. Laju rerata kendaraan itu adalah 300 km/5 jam = 60 km/jam. Tentu saja laju kendaraan tidak selalu 60 km/jam. Laju sesaat ditunjukkan oleh speedometer kendaraan.
Laju sesaat adalah laju pada saat tertentu. Sebagai telah kita lihat sebelumnya, laju reaksi berubah dari waktu ke waktu. Pada umumnya, laju reaksi makin kecil seiring dengan bertambahnya waktu reaksi. oleh karena itu, plot konsentrasi terhadap waktu berbentuk garis lengkung, seperti gambar di bawah ini. Laju sesaat pada waktu t dapat ditentukan dari kemiringan (gradien) tangen pada saat t tersebut, sebagai berikut: Lukis garis singgung pada saat t, Lukis segitiga untuk menentukan kemiringan, laju sesaat = kemiringan tangen. (Septian: 2009)
Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besar konsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat.

8
Begitu juga, apabila semakin kecil konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.(Anis Dyah R dan Waljinah: 2009)
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil. (Sudisono S dkk:2007)
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari pereaksi seperti itu juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. (Arif H:2008)
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

Tinjauan Pustaka Stoikiometri

Stoikiometri

Hukum Avogadro berbunyi “Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah molekul yang sama”. (Michael Purba:2006)
Untuk menyederhanakan jumlah partikel digunakan konsep mol. Mol menyatakan satuan jumlah zat. Satuan jumlah zat ini sama halnya dengan penyederhanaan jumlah suatu barang. Penyederhanaan ini perlu dilakukan karena proses kimia yang berlangsung dalam kehidupan sehai-hari melibatkan kesimpulan partikel sangat kecil yang jumlahnya sangat besar. 1 mol zat mengandung 6,02 x 1023 partikel. 6,02 x 1023 adalah bilangan avogadro. (Chemia:2009)


4
Persamaan Reaksi merupakan suatu cara untuk menerangkan reaksi atau proses kimia. Sehubungan dengan persamaan reaksi, kita mengenal adanya koefisien, yaitu angka didepan rumus pada persamaan reaksi yang menunjukan perbandingan jumlah mol zat. Bila gas berwujud gas, maka koefisien juga menunjukan perbandingan volume. (Muchtaridi :2009)
Sistem Konsentrasi digunakan untuk menghitung jumlah zat dalam suatu larutan berdasarkan konsentrasi analitik. Sistem konsentrasi ini terdiri atas :
Kemolaran (molaritas) adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter (dm3) larutan.

M = mol zat terlarut = mol zat terlarut
Volume larutan (L) ml (larutan)
Sistem ini didasarkan pada volume larutan dan digunakan dalam prosedur laboratorium yang jumlahnya diukur.
Molaritas larutan (M) = N/V, dimana n = gram/BM
Kemolalan atau molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap 1000 gram pelarut.

m = mol zat pelarut
Massa zat pelarut (kg) atau
m = massa zat terlarut x 1000 gram
Mr massa pelarut(gram)
Persen Berat adalah jumlah gram zat terlarut dalam setiap 100 gram larutan.

% zat X = massa zat terlarut (g) x 100%
Massa larutan (g)

Pada sistem ini memperinci jumlah gram solut per 100 gram larutan.
Sistem ini menyatakan bagian suatu komponen dalam satu juta bagian suatu campuran.
Rumus Empiris adalah rumus yang paling sederhana yang menyatakan perbandingan atom-atom dari berbagai unsur dalam senyawa.
5
Dalam perhitungannya yaitu setelah susunan suatu senyawa ditentukan secara eksperimen, senyawa tersebut bersama-sama
dengan bobot-bobot atom yang diketahui, kemudian dapat digunakan untuk menghitung angka banding tersederhana dari atom-atom dalam senyawa itu dan dengan dengan demikian rumus empirisnya. (Dea Nugraha:2010)
Pada stoikiometri larutan, di antara zat-zat yang terlibat reaksi, sebagian atau seluruhnya berada dalam bentuk larutan. Soal-soal yang menyangkut bagian ini dapat diselesaikan dengan cara hitungan kimia sederhana yang menyangkut hubungan kuantitas antara suatu komponen dengan komponen lain dalam suatu reaksi.Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: menulis persamann reaksi, menyetarakan koefisien reaksi, memahami bahwa perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol. (Misbachudin:2011)
Stoikimetri berasal ari bahasa Yunani,, yaitu stoicheion yang berati unsur, metron artinya mengukur. Jadi stoikiometri adalah perhitungan kimia.
Ada lima hukum dasar dalam perhitungan kimia, yaitu Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier), Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust), Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton), Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay-Lussac), dan Hukum Avogadro.
Hukum Lavoisier atau Hukum Kekekalan Massa yang berbunyi “Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”. Pada tahun 1785, Antoine Lavoisier menemukan fakta bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa zat. Massa zat sebelum dan sesudah reaksi yang ditimbang secara teliti setiap eksperimennya, menghasilkan massa zat yang selalu tetap.
Hukum Boyle berbunyi “ Gas dengan massa tertentu maka hasil kali volume dengan tekanan dibagi oleh suhu yang diukur dalam Kelvin adalah tetap”.
Hukum Perbandingan Tetap atau Hukum Proust berbunyi :
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam setiap senyawa selalu tetap”.



6


Hukum Perbandingan Berganda atau Hukum Dalton berbunyi “Jika dua unsur membentuk dua macam senyawa atau lebih, untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya, massa unsur kedua dalam senyawa-senyawa itu akan berbanding sebagai bulat dan sederhana.
Hukum Perbandingan Volume atau Hukum Gay-Lussac berbunyi “Volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas hasil reaksi, jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, berbanding sebagai bilangan-bilangan bulat dan sederhana”.

Tinjauan Pustaka kromatografi

Kromatografi

Kromatografi kertas adalah salah satu pengembangan dari akromatogradi partisi yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fasa diam. Sebagai fasa diam adalah air yangteradsorbsi pada ketas dansebgai larutan pengembang biasanya pelarut oraganik yang telah dijenuhkan. (Yoshito Takeuchi:2009).
Faizal Akbar (2011), dalam kromatografi kertas fasa diam didukung oleh suatu zat padat berupa bubuk selulosa. Fasa diam merupakan zat cair yaitu molekul H2O yang teradsorpsi dalam selulosa kertas.fasa gerak berupa campuran pelarut yang akan mendorong senyawa untuk bergerak disepanjang kolom kapiler.
2
Analisis kualitatifmenggunakan kromatografi kertas dilakukan dengan cara membandingkan harga relative response factor (Rf). Nilai Rf identik dengan time retention (tR) atau volume retention (VR).
Nilai Rf dapat ditentukan dengan cara:
Rf = jarak yang ditempuh noda / jarak yang ditempuh pelarut
Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan (pusat zona campuran awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan identitas suatu zat yang dicari, contohnya asam amino dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan membandingkan dengan noda-noda standar (Khopkar, 2005).
Kromatografi adalah metode pemisahan komponen kimia yang didasarkan pada perbedaan antara fase bergerak dan fase diam dari komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan. Komponen yang dipisahkan tersebut dapat dikuantifikasi dengan menggunakan detektor dan/atau dikoleksi untuk analisa lebih lanjut. Instrumen untuk mengkuantifikasi adalah Gas and liquid chromatography dengan mass spechtrometry (GC-MC dan LCMC); Fourier transform infrared spectroscopy (GC-FTIR) dan diode-array UV-VIS absoprtionspectroscopy (HPLC-UV-VIS). Kromatografi gas (GC) digunakan untuk memisahkan senyawa organik menguap (volatile). Fase bergerak adalah gas dan fase diam biasanya cairan. High Performance Liquid Chromatografi (HPLC) adalah variasi dari khromatografi cairan yang menggunakan pompa bertekanan tinggi untuk meningkatkan efisiensi pemisahan senyawa kimia. Kromatografi cair (LC) digunakan untuk menganalisis pemisahan campuran, yang mengandung ion-ion logam dan senyawa organik. Fase bergerak adalah pelarut dan fase diam adalah cairan yang menduku padatan, padatan, dan ion pengganti resin (Afrianto, 2008)

3

Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan (pusat zona campuran awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan identitas suatu zat yang dicari, contohnya asam amino dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan membandingkan dengan noda-noda standar (Khopkar, 2005).
Kromatografi adalah cara pemisahan campuran zat-zat yang komponen-komponen yang akan dipisahkan didistribusikan antara dua fase: fase stasioner (fase diam) dan fase mobil (fase bergerak). Fase stasioner cenderung menahan komponen dalam campuran sedangfkan fase mobil cenderung menghanyutkannya. Pada kromatografi kertas, kertas saring berperan sebagai fase stasioner sedangkan pelarut berperan sebagai fase mobil.

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka


Pemisahan dan Pemurnian

Suatu zat yang tampil sebagai zat padat, tetapi tidak mempunyai struktur kristal yang berkembangbiak disebut amorf (tanpa bentuk). Ter dan kaca merupakan zat padat semacam itu. Tak seperti zat pada kristal, zat amorf tidak mempunyai titik-titik leleh tertentu yang tepat. Sebaliknya zat amorf melunak secara bertahap bila dipanasi dan meleleh dalam suatu jangka temperatur .Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar. Karena banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris, telah lama para ilmuwan menduga bahwa atom, ion ataupun molekul zat padat ini juga tersusun secara simetris (Keenan, 2002).
Kristalisai dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut. Pada kristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkuran ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan terlebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan. Melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komposisi larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal. Pemisahan gula dari tebu dan pemurnian berbagai macam zat dilakukan dengan kristalisasi. Pemurnian garam dapur dapat dilakukan dengan rekristalisasi. Dalam hal ini garam dilarutkan kedalam air bersih kemudian disaring , lalu filtratnya dikristalkan.
Filtrasi yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan menggunakan filter (penyaring). Hasil filtrasi disebut filtrat sedangkan sisa filtrasi disebut residu atau ampas. Filtrasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang tidak saling larut. (Susilo Tri A:2011)
Sublimasi adalah perubahan zat padat ke zat gas atau sebaliknya (Tanley:2006).


1


Destilasi yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen campuran tersebut melalui pemanansan/pendidihan
campuran. Destilasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat cair yang berbeda titik didihnya. (Michael Purba:2006)
Penguapan larutan dipanasakan sehingga larutannya menguap dan meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya. Contohnya adalah pembuatan garam dari air laut.
Pelarutan adalah campuran dua jenis padatan juga dapat dipisahkan dengan melarutkannya dapat suatu pelarut yang dapat melarutkan salah satu komponen. Komponen yang tidak larut kemudian dapat dipisahkan dengan penyaringan. Misalnya memisahkan campuran garam dengan gula. Mula-mula campuran dilarutkan dalam alkohol. Gula akan larut sedangkan garam tidak. Garam dapat dipisahkan dengan penyaringan. Sedangkan gula dapat diperolah dengan menguapkan filtrat.

Pendahuluan, Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat

Pendahuluan


Latar Belakang

Ilmu kimia dasar merupakan ilmu yang mempelajari tentang berbagai hal, salah satunya adalah tentang zat, kromatografi, stoikiometri, laju reaksi dan juga titrasi oksidasi.
Ilmu kimia dasar juga merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan pada semester pertama di Universitas Jambi, dengan bertujuan untuk meambah pengetahuan serta ilmu yang sudah di dapat pada masa SMA ini maka dilakukan praktikum yang sangat bermanfaat untuk menambah pengalaman bekerja mahasiswa di laboratorium.
Dalam laporan ini kami memaparkan semua materi yang telah dipelajari pada praktikum-praktikum sebelumnya, dengan adanya karya ilmiah ini diharapkan dapat berguna bagi kita semua yang membutuhkan.















iii 
Tujuan dan Manfaat


Tujuan

Tujuan dalam melakukan praktikum kimia dasar adalah untuk mengetahui dan dapat membedakan berbagai macam zat-zat yang dibutuhkan dalam ilmu kimia, selain itu juga untuk dapat menganalisa dengan baik apa yang sudah diajarkan secara materi dan mempraktekannya dalam praktikum. Juga dapat bertujuan sebagai perancangan agar setelah terjun ke masyarakat kita akan sudah mengerti bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan apabila kita sedang bekerja di dalam laboratorium.



Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil dari praktikum-praktikum yang telah dilakukan sebelumnya adalah untuk mempermudah mahasiswa-mahasiswi untuk mengenal lebih baik lagi mengenai mata kuliah ilmu kimia dasar ini, juga agar saat berada di masyarakat tidak canggung lagi dalam mempraktekkan ilmu kimia dasar ini.










iv

Kata Pengantar

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Semester Kimia Dasar ini tepat pada waktunya.
Penulis sendiri menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan serta masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan ini.
Laporan ini disesuaikan dengan berdasarkan materi-materi yang ada. Laporan ini bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan kreativitas dalam belajar ilmu kimia. Serta dapat memahami nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam berfikir dan bertindak.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi pihak yang membutuhkan.





Jambi, Desember 2011


Penulis

sejarah kimia

SEJARAH Robert Boyle, perintis kimia modern dengan menggunakan eksperimen terkontrol, sebagai kontras dari metode alkimia terdahulu. Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah kimia Akar ilmu kimia dapat dilacak hingga fenomena pembakaran. Api merupakan kekuatan mistik yang mengubah suatu zat menjadi zat lain dan karenanya merupakan perhatian utama umat manusia. Adalah api yang menuntun manusia pada penemuan besi dan gelas. Setelah emas ditemukan dan menjadi logam berharga, banyak orang yang tertarik menemukan metode yang dapat mengubah zat lain menjadi emas. Hal ini menciptakan suatu protosains yang disebut Alkimia. Alkimia dipraktikkan oleh banyak kebudayaan sepanjang sejarah dan sering mengandung campuran filsafat, mistisisme, dan protosains. Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah. Alkimiawan pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan membedakan kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627–1691). Walaupun demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan hukum kekekalan massanya pada tahun 1783. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869. Penghargaan Nobel dalam Kimia yang diciptakan pada tahun 1901 memberikan gambaran bagus mengenai penemuan kimia selama 100 tahun terakhir. Pada bagian awal abad ke-20, sifat subatomik atom diungkapkan dan ilmu mekanika kuantum mulai menjelaskan sifat fisik ikatan kimia. Pada pertengahan abad ke-20, kimia telah berkembang sampai dapat memahami dan memprediksi aspek-aspek biologi yang melebar ke bidang biokimia. Industri kimia mewakili suatu aktivitas ekonomi yang penting. Pada tahun 2004, produsen bahan kimia 50 teratas global memiliki penjualan mencapai 587 bilyun dolar AS dengan margin keuntungan 8,1% dan pengeluaran riset dan pengembangan 2,1% dari total penjualan [2]. Arieyanie0606 selamat datang semoga anda bisa merasa puas dengan blog saya. sejarah kimia ini sejarah mengenai kimia dari jaman baheula mpe skrg: Akar ilmu kimia dapat dilacak hingga fenomena pembakaran. Api merupakan kekuatan mistik yang mengubah suatu zat menjadi zat lain dan karenanya merupakan perhatian utama umat manusia. Adalah api yang menuntun manusia pada penemuan besi dan gelas. Setelah emas ditemukan dan menjadi logam berharga, banyak orang yang tertarik menemukan metode yang dapat merubah zat lain menjadi emas. Hal ini menciptakan suatu protosains yang disebut Alkimia. Alkimia dipraktikkan oleh banyak kebudayaan sepanjang sejarah dan sering mengandung campuran filsafat, mistisisme, dan protosains. Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah. Alkimiawan pertama yang dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan membedakan kimia dan alkimia adalah Robert Boyle (1627–1691). Walaupun demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan hukum kekekalan massanya pada tahun 1783. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869. Penghargaan Nobel dalam Kimia yang diciptakan pada tahun 1901 memberikan gambaran bagus mengenai penemuan kimia selama 100 tahun terakhir. Pada bagian awal abad ke-20, sifat subatomik atom diungkapkan dan ilmu mekanika kuantum mulai menjelaskan sifat fisik ikatan kimia. Pada pertengahan abad ke-20, kimia telah berkembang sampai dapat memahami dan memprediksi aspek-aspek biologi yang melebar ke bidang biokimia. Industri kimia mewakili suatu aktivitas ekonomi yang penting. Pada tahun 2004, produsen bahan kimia 50 teratas global memiliki penjualan mencapai 587 bilyun dolar AS dengan margin keuntungan 8,1% dan pengeluaran riset dan pengembangan 2,1% dari total penjualan.

stoikiometri dan kromatografi

Warna Tinta Warna Noda Jarak Noda Jarak air Biru Biru Muda 3 0,461 6,5 Hitam Abu-abu 2 0,307 6,5 Merah Merah Muda 2 0,266 7,5

cover laporan praktikum kimia

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR (judul praktikum) NURSHOLEH E10011128 D4 logo FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2011