Rabu, 15 Februari 2012

daftar pustaka

nanda.unja. 2011. jenis-metode-pemisahan-campuran. nursholehblogspot.com.
14 Februari 2011

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum yang telah dipraktikan yaitu dalam pemisahan dan pemurnian sangat tergantung pada zat yang pelaut dan zat terlarut. Jika berbeda pelarut dan terlarutnya maka cara pengerjaannya berbeda hasilnya pun berbeda.
Kesimpulan dari stoikimetri yaitu dari percobaan ini bahwa campuran larutan bervariasi namun, sebelum dicampurkan sudah dihitung masing-masing. Pada percobaan NaOH dan HCl didapat titik minimumnya . ( 5 , 7,5 ) Titik minimum ( 1 , 3 ). Pada percobaan CuSO4 dengan NaOH didapat t titik maksimum stoikiometri (6 , 4,5) dan titik minimumnya ( 5 , 3,5).
Kesimpulan dari praktikum kromatografi ini adalah yakni semakin jauh jarak noda dari titik maka jarak semakin mudah diamati.
Jadi kesimpulan pada praktikum ini yaitu memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. konsentrasi HCl terhadap laju reaksi antara pita Magnesium dan HCl. Orde reaksi. Orde reaksi menentukan seberapa besar konsentrasi reaktan berpengaruh pada kecepatan reaksi. Temperatur. Temperature berhubungan dengan energi kinetic yang dimiliki molekul-molekul reaktan dalam kecenderungannya bertumbukan. Kenaikan suhu umumnya menyediakan energi yang cukup bagi molekul reaktan untuk meningkatkan tumbukan antar molekul. Akan tetapi tidak semua reaksi dipengaruhi oleh temperature, terdapat reaksi yang independent terhadap temperature yaitu reaksi akan berjalan melambat saat temperature di naikkan seperti reaksi yang melibatkan radikal bebas. Pelarut. Banyak reaksi yang terjadi dalam larutan dan melibatkan pelarut. Sifat pelarut baik terhadap reaktan, hasil intermediate, dan produknya mempengaruhi laju reaksi. Seperti sifat solvasi pelarut terhadap ion dalam pelarut dan kekuatan interaksi ion dan pelarut dalam pembentukan counter ion. Katalis. Adanya katalis dalam suatu sitem reaksi akan meningkatkan kecepatan reaksi disebabkan katalis menurunkan energi aktifasi. Dengan penurunan energi aktifasi ini maka energi minimum yang dibutuhkan untuk terjadinya tumbukkan semakin berkurang sehingga mempercepat terjadinya reaksi. Pengadukan. Proses pengadukan mempengaruhi kecepatan reaksi yang melibatkan sistem heterogen. Seperti reaksi yang melibatkan dua fasa yaitu fasa padatan dan fasa cair seperti melarutkan serbuk besi dalam larutan HCl, dengan pengadukan maka reaksi akan cepat berjalan.
Kesimpulan dari praktikum titrasi oksidasi reduksi adalah untuk dapat menentukan sejumlah unsur atau zat organik.

Saran


Dalam praktikum ini hendaknya harus berhati-hati dalam meneliti dan menggunakan sarung tangan dan masker. Serta setiap kelompok harus didampingi oleh satu orang asdos.

hasil dan pembahasan Titrasi Oksidasi Reduksi

Titrasi Oksidasi Reduksi



Titrasi oksidasi reduksi (redoks), merupakan bagian terbesar dari analisis volumetri karena metoda ini dapat digunakan untuk sejumlah besar unsur. Selain dari pada itu metoda ini digunakan juga untuk menentukan sejumlah zat organik.
Titik akhir titrasi ditentukan dengan berbagai macam indikator visual dengan cara elektrometri. Kalium permanganat merupakan oksidator yang sering digunakan dalam analisis ini. Pereaksi ini mudah diperoleh, tidak mahal dan tidak perlu menggunakan indikator. Akan tetapi larutan permanganat tidak stabil karena mudah terurai.penggunaan KMnO4 dapat dipercepat oleh adanya energi panas, cahaya, asam, basa, ion Mn2+ dan MnO2.
Pada percobaan ini, setelah melakukan pengukuran asam oksalat standar kedalam labu elenmenyer dan menambahkan air juga H2SO4 sebanyak 2M, kemudian larutan tersebut dipanaskan dengan menggunakan pembakar sehingga larutan tersebut mendidih. Setelah mendidih kemudian dititrasi dengan menggunakan KMnO4.
Saat dititrasi terjadi perubahan warna pada larutan tersebut, pada awal titrasi warna yang terdapat pada larutan KMnO4 tidak segera hilang. Pada awal titrasi dilakukan di batas 48 dan akhir titrasi pada 53, sehingga percobaan ini membutuhkan sebanyak 5ml KMnO4.

hasil dan pembahasan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Reaksi antara natrium tiosulfat dan asam klorida
Labu Waktu
A 12,54 detik
B 21,17 detik
C 32,44 detik
Semakin banyak pecampuran air maka laju reaksi pun semakin lama. Hal ini sesuai dengan Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besar konsentrasi pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.(Anis Dyah R dan Waljinah: 2009)
Hasil reaksi antara kaliumiodida dan merkuri klorida yaiut setelah diaduk warna berubah dari pputih menjadi orange muda. Setelah ditetesi air warna berubah menjadi warna berubah menjadi berwarna orange tua. Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi
Hasil reaksi antarakalium permanganat dan asam okasalat

Tabung Waktu
1 40,33 detik
2 10 detik
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil. (Sudisono S dkk:2007)

hasil dan pembahasan Kromatografi

Kromatografi


Kromatografi
Warna Warna noda jarak noda / jarak air
Biru biru muda 4/6.5 = 0,615
Hitam abu-abu 1.5/7.5= 0,2
Merah Merah muda 0,7/7.5= 0,093
Pada saat kertas dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air terjadilah adsorbsi air sehingga zat warna pada tinta ikut merambat naik juga. Hal ini sesuai dengan pandapat Yoshito Takeuchi (2009): Kromatografi kertas adalah salah satu pengembangan dari akromatogradi partisi yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fasa diam. Sebagai fasa diam adalah air yangteradsorbsi pada ketas dansebgai larutan pengembang biasanya pelarut oraganik yang telah dijenuhkan.
Dalam percobaan ini metode ascending, dimana pelarutm maupun komponen akan eradsorbsi dan bergerak ke atas dengan gaya kapiler pada kertas kromatografi, berlawanan dengan gaya gravitasi hingga 3/4 bagian dari panjang kertas kromatografi tersebut. Dari hasil percobaan didapatkan jarak gerak pelarut atau larutan pengembang yaitu sebesar 0,615, 0,2, 0,093.

hasil dan pembahasan Stoikiometri

Stoikiometri

Stoikimetri CuSO4- NaOH
NaOH mL CuSO4 mL TM TA ∆T
8 5 27º C 31º C 4º C
7 6 27º C 31º C 4º C
6 7 27,5º c 32º C 4,5º C
5 8 27,5º c 31º C 3,5º C





Stoikometri Asam Basa

NaOH mL HCl mL TM TA ∆T
1 5 27°C 30°C 3°C
2 4 27°C 32°C 4°C
3 3 27°C 33°C 5°C
4 2 27°C 31°C 4°C
5 1 26,5°C 34°C 7,5°C




Berdasarkan hasil diatas, perubahan yang menjadi faktor utama adalah perubahan suhu yang digunakan untuk menentukan stoikiometri dari larutan tersebut.
Data yang didapatkan, dibuat dalam bentuk grafik hubungan antara perubahan temperatur dengan mmol CuSO4/mmol NaOH atau perubahan suhu dengan mmol NaOH/mmol HCl. Dari grafik tersebut dapat dilihat adanya perubahan konsentrasi dan jumlah dari suatu larutan bisa mempengaruhi perubahan temperatur suatu larutan. Sehingga dapat diketahui pada suhu dan mmol berapa yang menjadi titik minimum dan maksimum stoikiometri.
Titik maksimum adalah titik maksimal yang dicapai pada angka yang dihasilkan dari suatu larutan dengan perbandingan suhu dan kuantitas molar pereaksinya sedangkan titik minimum adalah titik terendah yang dicapai pada angka yang dihasilkan dalam tabel.
Terlihat dalam grafik sumbu x yaitu volume kedua larutan yang dipakai sedangkan sumbu y yaitu selisih antara Takhir dikurangi Tmula.
Grafik 1. Sistem CuSO4 + NaOH. Berdasarkan data dari grafik diatas maka:
Titik maksimum (6 , 4,5) dan titik minimum ( 5 , 3,5). Grafik 2. Sistem NaOH +
HCl. Berdasarkan data dari grafik diatas maka: Titik maksimum ( 5 , 7,5 ) Titik minimum ( 1 , 3 ).
Dalam percobaan pertama dapat dituliskan persamaan reaksi :
CuSO4 + NaOH → Ca(OH)2 + NaSO4 dan pada reaksi tersebut menghasilkan karena merupakan reaksi pengendapan dan Cu tidak bercampur dengan SO4, pada percobaan kedua dapat dituliskan persamaan reaksi : NaOH + HCl → NaCl + H2O
Stoikiometri dapat diaplikasikan dalam bidang pangan dalam pembuatan tape dan menentukan kadar kalori, vitamin, lemak, mineral dengan perhitungan suhu stoikiometri.

hasil dan pembahasan Pemisahan dan Pemurnian

Hasil dan Pembahasan


Pemisahan dan Pemurnian

Pada percobaan pertama yaitu pada pasir dicampurkan dengan air pada saat diaduk akan berhomogen namun ketika diendapkan pasir akan mengaendap kebawah dan air tetap jernih. Kemudian larutan ditumpahkan. Pemisahan ini disebut dekantasi. Hal ini sesuai dangan pendapat Wong (2011) yang mengatakan dekantasi adalah pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur (suspensi).
Percobaan kedua yaitu mengamati larutan bubuk kapur didalam larutan. Awalnya larutan bercampur homogen namun ketika disaring tertinggallah ampas bubuk kapur atau yang disebut residu pada kertas saring, dan air jernih kembali. Ini disebut dengan penyaringan atau filtrasi. Hal ini juga sesuai dengan peengertian penyaringan. Hal ini sesuai dengan pendapat Susilo Tri A (2011) bahwa filtrasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan menggunakan filter (penyaring). Hasil filtrasi disebut filtrat sedangkan sisa filtrasi disebut residu atau ampas. Filtrasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang tidak saling larut.
Percobaan ketiga yakni garam yang dimasukkan kedalam air dan diaduk hingga homogen, kemudian diuapkan. Setelah beberapa menit terlihat kristal-kttistal putih dipinggir cawan penguap. Ini disebut demgan kristalisasi. Ini sesuai dengan pendapat Kednan (1991), kristalisai dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut. Pada kristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkuran ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan terlebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan. Melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komposisi larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
Percobaan keempat yaitu mengamati garam CuSO4.5H2O yang diuapkan di atas pembakar. Dalam penguapan tersebut terdapat kristal-kristal berwarna biru di pinggir cawan penguap. Ini disebut kristalisaasi. Ini sesuai dengan pendapat Kednan (1991), kristalisai dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut. Pada kristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal. Hal itu terjadi karena kelarutan berkuran ketika suhu diturunkan. Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan terlebih dahulu dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan. Melalui kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komposisi larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal
Percobaan kelima adalah mengamati air saringan dan air cucian disatukan kemudian diuapkan di atas pembakar. Hasilnya adalah air menggumpal seperti butter. Destilasi, yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen campuran tersebut melalui pemanansan/pendidihan campuran. Destilasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat cair yang berbeda titik didihnya. (Michael Purba:2006)
Percobaan keenam, pada saat yod yang sudah dikotori dwngan pasir tadi dpanaskan dalam cawan penguap yang kemudian ditutup dengan kaca erloji. Maka terbentuklah kzat padat pada kaca erloci dengan bentuk tidak beraturan. Setelah didinginkan terbentuk kristal-kristal ungu. Hal ini sesuai dengan pernyatan stanley (2006)., sublimasi adalah perubahan zat dari wujud zat padat ke gas.